
Ketika langit memerah. Gemuruh gejolak jiwaku gemetar tiada arah. Mulut mulut nyinyir semakin tajir dalam mereka-reka. Berpraduga menutupi keegoannya. Merasa diri benar bertingkah tanpa mau berkaca. Mencela, menghakimi, yang sejatinya untuk menutupi kesalahan diri sendiri. Ataukah manusia seperti ini memang iblis yang bersarang dirumah sang penyamun?
Ketika langit memerah. Selembar kertas terjatuh didepan mata. Kuraih..lalu ku baca……
“Tahukah kamu, setelah dirimu dihina sekarang aku jadi korban berikutnya. Setelah kamu difitnah kini giliranku jadi bahan fitnah mereka. Setelah dirimu disakiti gentian aku yang tersakiti. Dengan diammu, mereka berhenti sendiri. Tapi aku,aku tak kan pernah bisa seperti kamu yang meng- arca. Membiarkan segala aniaya yang kau terima dengan ganasnya. Aku tak bisa! Karena jiwaku tak setegar kamu. Nyanyianku tak semerdu dendangmu. Fikirku tak setajam fikirmu.”
*Terduduk lesu aku di meja kerja itu, sebelum melanjutkan membaca dan melepaskan sesak dada.*
" Perempuan tegar yang kukagumi. Maafkan segala salahku. Aku yang menghinamu karena percaya mulut gatel itu. Aku yang pernah menyakiti hatimu karena termakan gombal usang itu. Dan aku yang pernah mencibirmu karena termakan penghasut itu. Maafkan. Aku yang begitu percaya kata kata mereka tanpa melihat fakta sebenarnya. Kamu,perempuan tegar yang kukagumi. Sikapmu membuatku semakin bersalah. Baru kusadari perempuan tegar, kamu tak sama seperti yang dikatakan mereka. Kamu bukanlah gadis liar yang berkeliaran di Hong Kong cari kelamin lelaki, apalagi berbicara porno. Bukan kamu yang tergila gila pada lelaki itu. Bukan kamu yang mengejar keluarganya demi mendapatkan pria sakit sakitan itu. Tetapi sebaliknya bukan?? Dan beginilah nasib yang kualami saat ini perempuan ayu….difitnah, ditendang hingga jatuh tersungkur. Sudah merasa sebegitu berharganyakah dia?yang tak juga mau menyadari kenapa dia dikucilkan dari lingkungan. Parahnya lagi wahai perempuan....dibalik lelaki itu ada jiwa kerdil penghasut berbadan manusia berhati binatang. Demi kebaikanmu, putuskan komunikasimu dengan mereka yang bersikap manis didepanmu, tapi sejatinya ingin menusukmu dengan pisau tajam dari belakang. Sekali ini jangan abaikan pesanku, meski kutahu engkau membenciku.
Ketika langit memerah
Sebagian orang sibuk menahan amarah. Sebagian lagi semakin gencar memfitnah. Dimana gerangan sebuah keadilan yang konon ada bagi orang orang teraniaya. Apakah itu hanya omong kosong. Apakah itu hanya nyaring dentang gereja dikala senja? Nurani. Kita hidup ditakdirkan memiliki nurani. Manusia boleh melakukan penyangkalan terhadap yang lainya. Tapi tak kan bisa melakukan penyangkalan di hadapanNYA. Lalu kenapa harus ada saling berebut lahan kebenaran?.
Ketika langit memerah
Kutahan hasrat marah yang semakin merekah. Kulepaskan kabel kabel yang melolosi harga diriku jadi debu. Kuhentikan langkah ditepi jalan itu. Sejenak ku pandang,dan langit itu masih tetap memerah. Kutundukkan wajah menenangkan jiwa. Mungkin, dengan jalan inilah Tuhan menunjukkan kepadaku tentang kebenaran itu. Semestinya aku berterima kasih pada orang yang dianggap sebagai pengkhianat itu. Tanpanya tentu aku tak tahu jika telah di”telanjangi” hingga orgasme oleh orang orang yang sangat kuhormati. Semestinya memang begitu. Tetapi aku malah berharap, aku tak mendengar apapun juga, agar langit tetap indah dipandang mata. Maaf bagiku sudah terlambat dan aku sudah tak ingin mendengarnya lagi. Harapanku, usah usik diamku, memaksaku berbicara sesuatu yang sungguh tak ingin aku melakukannya. Dan lihat, hitung, ukur, sudah berapa lama kusimpan cerita perih ini. Tapi diamku tak juga difahami.
Top Posting …!!!
BalasHapusBacanya harus tenang nich
wah ini tentang apa sih mbak? *oon mode on*
BalasHapusBersabarlah …
BalasHapusPerhatikan orang-orang yang tidak dapat berenang, kecebur di sungai. Ia melawan, tenggelam, mati dan akhirnya mengapung.
Biarkan saja dan hidup pun membiarkan kita mengapung damai di permukaan.
perlawanan adalah mutlak adanya ketika harus dipaksa menghancurkan diri. Memilih remuk diantara bangkai2 waktu, mungkin pilihan yang perlu dinegasikan lagi.
BalasHapuskereennnnn
tabiek
senoaji
hmmm ketika langit memerah mataku muali perih di depan komputer ini,itu tandanya Na pamit pulang..
BalasHapushhe...mbak dian pinter banget sii ngerangkai kata demi kata buat posting.sayang bgt gag di bukuin..
mungkin klo dibukuin Na betah dah bacanya,hhe.
apa karna udah cape ya jadi cuman sampe setengah bacanya,maaf kan aq mbak...biasanya baca sampe pool loh.hehehehe
Ketik langit memerah, tunggulah besok akan kau dapati awan putih, karena itulah hidup selalu silih berganti, menanti dengan istiqomah kapan gilirannya muncul.
BalasHapusKetika langit memerah, berpikirlah dengan tenang, redam semua sesak yang menghimpit di dada, dan atur sirkulasi jiwa agar semua berjalan seimbang dan tiada amarah....
Good posting mbak Dian......
Aku banyak belajar dari tulisan2mu mbak, terima kasih atar pelajaran2 itu
@abang:tul bang. kalo bacanya gak tenang emang bisa salah mengartikan. dan abang benar, tak ada jalan lain selain bersabar ketika penindasan itu dilakukan oleh orang2 yg ingin mencar pembenaran sikap.
BalasHapus@tony:tentang langit yang tak biru lagi mas,he..he..
@senoaji:betul.melawanan karena terpaksa
@diana:waduh non,takut gak ada penerbit yang mau nerbitin.kalo pakai modal sendiri jelas gak mampu non.he..he..
@green:ketika langit memerah,kutulis kata dibawahnya dengan gemetar sambil meminta agar langit tak lagi memerah
Whew.. Dahsyat, walaupun tidak mengerti masalahnya apa, tapi jadi merasa semakin yakin bhw dunia blogging ini ternyata penuh intrik juga ya? (^^p)
BalasHapusperempuan..perempuan..semoga wacana kesetaraan gender itu tidak hanya sekedar wacana, tapi sebuah pengejawantahan..lebih dari itu, juga butuh dukungan kaum adam agar melepaskan fear of success jika suatu saat pasangannya lebih sukses darinya, karena pada kasusnya kaum laki-laki ngga siap kalau pasangannya mempunyai keistimewaan lebih darinya...nah bagi laki-laki..siap ngga
BalasHapuswah aku di link .. iks. *terharu biru*
BalasHapus"ketika langit memerah" aku tak jua bisa yang pertama....he..he..
BalasHapusmaksudku, ternyata mbak bukan diam...tetapi bergerak kesegala arah ada sesuatu yang telah sampai walau hanya kata-kata.
BalasHapuswhew..lookj gak bisa nyusun kata-kata yang segini rumitnya...
BalasHapusBalik lagi ...
BalasHapusTenang aja dek, cobaan itu adalah suatu teguran, sedangkan teguran itu adalah suatu tindakan yang didasari atas rasa simpatik dan belas kasihan, dengan kata lain orang yang mendapat cobaan, fitnahan dsb nya adalah orang-oarang yang mendapat simpatik dan belas kasihan Tuhan.
Yakinlah bahwa tidak ada satu perbuatanpun dalam kehidupan ini yang tidak meninggalkan sidik jari Tuhan. dan kehidupan itu menghadiahkan kesabaran melalui orang yang mendzalimi kita. Dan kesabaran akan menghadiahkan kedamaian ...
@-G-:intrik?intrik itu apa ya mbak. sorry say akurang faham apa itu intrik.
BalasHapus@mama hilda:saya juga berharap demikian mam.dan saya juga mengamini:kalimat akhir.
@mantan kyai:khan dah minta izin tho?jgn disalahkan lho ya?he..he..
@boykesn:hue..he..masih terlalu mahal kalo ingin yg pertama. soalnya abang tuh sellau berdiri didepan rumah,he..he..
@lookj:apakah ini kata kata yg rumit?
@abang: makasih bang selalu ngasih siraman rohani buat gadis rantau. andainya semua orang seerti abang,alangkah damainya hidup ini..
wah gambanya memang merah buanget nih mba, kayak pernah liad tuh gambarnya...heheheh, wah wah wah...ada yang marah lagheee nih mba
BalasHapusBiarkan langit memerah,....
BalasHapustapi jaga diri jangan sampai memerah karena amarah....
Mantabs.. rangakain katanya...
postingan km bagus mba...
BalasHapuspanjang bgt...hihihi
panjang amat....
BalasHapuslangit merah karena tumpahnya darah rakyat palestina kah?
sabar mungkin obat yang paling mujarab kak :) hehehehe, soalnya ari ngerasa itu, jd ingaat masa lalu hehehe
BalasHapusMbak Dian, intrik itu adalah penyebaran kabar bohong yang disengaja untuk menjatuhkan seseorang, nah.. isi entri ini kan kiasan ttg pengalaman tsb. Saya ga tau apakah di dunia maya or dunia nyata niy, tapi saya berasumsi ini terjadi di dunia maya, dan karena itu kesimpulan saya menjadi seperti itu, walaupun belum tentu ini kisah nyata, bisa jadi hanya sekedar tulisan yg menceritakan sebuah situasi tertentu.
BalasHapusDab menurut saya, jadinya intriguing, hehe, alias mengusik rasa ingin tahu, karena begitu banyak balutan kiasan, namun tetap saja ini bukan sebuah diam, setidaknya kalau ini sebuah diam, maka diam-nya laksana magma yg bergolak di sebuah rahim bumi, rasanya seperti itu.
Maybe, saya tukang mencari arti dibalik setiap kata, sebab saya mmg tertarik dengan kata2, dan rangkaian kalimat.
Pokoknya, entri ini dahsyat dan mampu membuat saya bertanya-tanya. (^_^)
serasa melawan tidak ada artinya, apalagi berontak, setuju dengan abang, bahwa semua cobaan tuhan, dan harus sabar dalam menjalaninya untuk mencapai kedamaian.
BalasHapusTuhan pastilah dengan caranya akan memberikan tanda-tandaNya, memunculkan langit yang merah, mengirimkan selembar kertas, dan sebagainya percayalah Dia selalu menjaga.
berusahalah mengeliat, menyeruak relung-relung kenyataan lagi secara damai dan tabah, itulah perwujudan perlawanan maka niscaya semua akan tahu mana pasir mana suasa.
Wekeke... sama -G-, diriku juga baca bolak-balik, bertanya-tanya mikir mau apa ini tulisan, malah sampe ketiduran segala...
BalasHapustrims link-nya, bikin melayang-layang, waduh.... malah ketiduran lagi...
Aduh Achiles gak tau artinya nie..ada yang jual kamus puisi gak ?? Kok pada suka main puisi sih ?? Harus mulai mencintai puisi nie selayaknya perempuan dan anak2 yang tertindas mesiu, M1 dan AK-47..lho kok tambah ngawur gini ngomongnya..hehehe..*sembunyi aja dh*
BalasHapusaku spechless.. bila gadis marah....hiks
BalasHapusgadis curhat puitis bgt ya....
BalasHapustapi wanita itu menghilang, namun diam2 mengintip sarangku tanpa jejak...
alamat IPnya mencurigakanku...
(mode sok tau ON)
*Gubraks.....hahahaha...gak jls bgt nih gw....
jangan sibukkan dirimu dengan pandangan orang lain.hatimu, tuhanmu adalah tempat dimana kedamaian tersimpan. ada baiknya memahami kata indah berikut ini :
BalasHapusJangan kau cari cinta, tapi carilah tembok penghalang yang telah kau bangun dalam hatimu yang menghalangimu dari cinta (Jalaludin Rumi). salam kenal
Ataukah manusia seperti ini memang iblis yang bersarang dirumah sang penyamun?
BalasHapuswaduh aku nih yang bersarang dirumah sang penyamun sahabatku kata kunciku yang gema inginnya pasti kuturuti walau harus pergi aku bersedia untuknya.
fenomena
ketika langit memerah
tampak semakin indah
namun malam selalu tanpa kepastian
akankah bercahaya
atau ternyata gelap gulita
bila malam indah bercahaya
takkan kuterangi lagi dengan api
yang nantinya akan menggangu saja
dan yang lain salah memahami
dan yang lain salah memahami
namun bila malam gelap gulita
wajarku hanya membangkitkan nyala api
sekedar membakar kayu-kayu kering
untuk menghangatkan jiwa
tak ada usahaku lebih dari itu
tak ada langkah kaki sesuai kata
walau kumampu berusaha
membuat kobaran yang lebih besar
yang berarti bukan lagi ingin hatiku
melainkan ingin nafsuku
yang jelas telah mengganggu keberadaanmu
yang jelas nyataku mengganggu keberadaanmu
kucukupkan apiku seterang nyala lampu hangat
sahabat tak ada kebutaanku lebih dari itu
walau aku mampu
kulihat ada yang merasa hangat
aku tersenyum, tersenyum dan bahagia untuk semua
bagiku tak ada hembusan yang mengganggu senyumku
selain utusan iblis yang menampilkan kalapku
karena bermain dengan Tauhid yang 1, Iman yang 6, Islam yang 5
terlebih lagi ingin mengganti Pangeran Cintaku
dalam semi militansiku
kuhadapi
sekali layar terkembang surut aku berpantang
kau sundut yakinku kubakar habis
sahabat kutatapi
dengan kipasnya yang memperbesar kobaran tanpa guna
ku coba berlari tak kuimbangi
karena itu bisa kupahami
tidakkah kau mengerti
semoga tak ada lagi
diksi indah dawai kebencian
yang hanya merendahkan retina di cahaya mata
di malam yang gelap hadirnya
perdamaian...
perdamaian takkan ada karena kita manusia
mari kita bersama perbaiki yang ada
...demi kebaikan
jangan lagi ada kata, kalimat ini kesombongan
aku yang buruk saja tahu yang berhak sombong itu siapa.
(waduh jadi posting di blog na gadis maaf ya dis kepanjangan)
hmm harus baca penuh konsentrasi nih... banyak makna tersirat dalam postingan mu gadis..
BalasHapusSy juga dari smp mba sering bgt membaca buku2 ttg palestina..tapi kayanya tidak ada perubahan sejak dulu smp skrg kayanya udh mulai lagi..apa hrs seperti ini terus palestina..
BalasHapuskenapa arab diam-diam saja.. apa arab itu bisanya hanya memikirkan utk memotong kuota minyak biar harga minyak melambung lagi..?? yg menyengsarakan rakyat negara berkembang sprt Indonesia..
tp ya udhlah..back to work .. krn msh bnyk org Ind juga yg kesulitan..
semangat perjuangannya tiada henti ... karena mereka dekat denganNya..
BalasHapusnice article :)
BalasHapustapi bolehkah aku saran. diakhir artikel mungkin lebih baik diberikan sebuah kesimpulan :)
alasan
1. karena tidak semua orang membaca dengan pelan dan penuh konsentrasi.
2. agar menjadikan semuanya lebih bermakna
itu pendapatku saja loh. tapi aku suka artikelmu :)
Diam, bagiku, tidaklah berarti pasrah, menerima, membiarkan semuanya mengalir sebagaimana adanya. Tetapi, diam adalah sebuah upaya intropeksi, pengendalian, untuk melakukan apa yang semestinya dilakukan...
BalasHapusPasti ada hikmah di balik semua ini
Tulisan yang bagus mbak...
Hemm... bersabarlah... jangan sampai tertanam kebencian dalam hati.
BalasHapusPada akhirnya, kebenaran akan terkuak dengan sendirinya.
Terkuak saat di dunia ini, ataupun kelak disaat semua anggota tubuh kita tak mampu lagi berdusta.
Nilai seseorang dalam pandangan-Nya takkan berkurang karena fitnah atau hinaan seseorang, juga takkan bertambah karena pujian seseorang.
Alangkah indahnya jika kita dapat menjaga nilai nilai persahabatan...
Dalam bener mbak.. hiks
BalasHapuspagi adis.....lg keluyuran yah.....
BalasHapustiada maaf bagiku mbak..?
BalasHapustega benner mbak..apa salahku dunkk, jelasinnn, biar dq bisa introspeksi...hikss
Keren dong jadi bahan diskuski..berarti kehadiran GADIS RANTAU sangat bermamfaat dan berguna di dunia ini
BalasHapusjadi harus bangga dong ..gak boleh sedih
ciyeee
Jgn dalem2 mbak critanya....
BalasHapusKeikika langit memerah dari manakah sich datang ngya mulut-mulut nyingir datang sehingga begitu tega menghina,mencela dan menghakimi Gadis Rantau...apasich keuntungan yang disapat dengan melakukan itu semua atau melampiaskan kehendak mereka...?
BalasHapustah inilah hidup...akibat kita bergaul bersama manusia2 yg lain...ada saja pensikapan mereka thd kita..macam2..ya semoga kita menjadi manusia yg makin dewasa ya mba dengan semua yg telah terjadi...dan semoga Allah SWT senantiasa menaungi kita Petunjuk-Nya shg kt senantiasa bisa mengambil hikmah terbaik (^_^)
BalasHapuspuitis banget mbak....baca gi ah biar bisa di pahami
BalasHapusDan lihat, hitung, ukur, sudah berapa lama kusimpan cerita perih ini.
BalasHapusTelah kubaca...dengan melihat jemarimu yang berjumlah sepuluh. Entah berapa lama kutatapi jemari lentikmu..ingin kuremasi 'tuk menguatkankan hatimu. Jangan lagi kau simpan cerita perih itu...tapi buanglah jauh-jauh, biar kamu tak lagi membuka lagi cerita itu.
Ah......
halow, .....halo bandung ibukota periangan....sudah lama beta tdk bergurau dengan kau....
BalasHapusaduh aduh aduuuhh,,, ini apa sih??
BalasHapusHai Gadis.... hmm dah lama aku ga kesini...'
BalasHapusKapan kembali ke tempat kelahiran....
Kenapa lagi Dis sekarang langitnya koq memerah.. yang aku tau langit meng-kelabu.. brati mau hujan.. siap-2 deh.. kalo-2 banjir... hihi..
gadis....gadisss.. sedih...
BalasHapuspipiku sampe kemerah - merahan membaca cerita ini, eh kisah nyata yo ?
BalasHapushatiku pilu uuu langit gaza merah.
BalasHapuslangit-langitku bocor sayang hujan terus
sendu, kelam, kenangan, tertekan, rindu pkoknya yg berbau romantis ya mba klo inget langit memerah. begitupun cerita mbak yg ........ abis
BalasHapusLangit memerah
BalasHapusAda apa ya????
Rada bingung juga nih.....
BalasHapusKetika langit memerah, bagiku berarti hari sudah pagi atau senjakala menjelang. jadi inget temen kul yang sastrawan nih...
BalasHapusmerah belum tentu berani. bisa jadi pertanda marah.
BalasHapusBAca sambil duduk tenang dit engah malan diantara lilin lilin di bawah sinar!!!
BalasHapusduh mbake sukses bikin keningku kriyut2 mbacanya....idem sama abang deh..lagi mbaca dengan tenang dan sabar dulu baru ngomen2....pis ah sis!!
BalasHapusthok..thok...anybody home?
BalasHapusmau ngajak dinner-an di kaki lima neh. mau gak? pecel khas semarang simpang lima....
mauk?
wahhh top markotop nih mbak dian.penyusunan kata-katanya itu lho yang bikin klinyeng-kliyeng kalo orang jawa bilang.pengen belajar banyak nih tentang penyusunan kata-kata kaya mbak dian ini.
BalasHapusoh iya, gmn kabarnya mbak dian?
copas kurang ngerti ini terlalu puitis banget non, ingin memeluk sang bintang yang ada di depan mata. gak nyambung he...he...
BalasHapusYah.. yah, kalo aku bilang, itu resiko dari pergaulan Mba. Dan dimanapun akan selalu ada yang bersikap seperti itu. Mau di pewayangan, di sinetron, mau di novel, mau di kethoprak selalu ada hal seperti itu,
BalasHapusMenghina, mencela dan memuja
Iri, dengki dan idola
Caci, maki dan berbagi
Dan entah apa lagi.
Walaupun tidak sepenuhnya benar, namun kisah-kisah fiktif itu sebagian adalah kisah kehidupan. Dan selalu yang benar pasti menang. Ini akan selalu ada dimanapun dan sampai kapanpun.
Yang benci akan letih
Yang dengki akan kehilangan energi
Yang memaki akan kehabisan kata
Yang memfitnah akan mendapat petaka
Memang hanya ada sekat tipis antara cinta dan benci. Setiap saat cinta bisa jadi benci, dan sebaliknya. Ketajaman lidah akan membolak-balikannya kapan saja.
Tak ada teko berisi comberan yang bisa mengeluarkan air susu. Jika teko berisi comberan maka yang keluar adalah comberan.
Pesanku :
Tak ada hujan yang tak berhenti.
Tak ada malam tanpa pagi.
Badai pasti berlalu.
Banjir pasti surut.
Salam, Sahabatmu.
Pantun hiburan :
Nasi uduk
Ikan tongkol
Sambil duduk
Megang nasi
Kabuuuuuurrrrr....!!
@Seno :
BalasHapusHue he he, seno jangan bikin buyar konsentrasi abang ahh *ngakak nih hue he*, lagi di kereta api nih, otw to cirebon
@harry:iya nih. dunia mungkin emah dah dipenuhi amarah
BalasHapus@digital baca:suda kutahan laju kemeran sang langit.tapi mendung tak juga mau berhenti menahan amarah langit
@debrian:makasih
@septian:anggap aja begitu he..he..
@ari:tapi kesabaran ada batasnya khan nona cantik?
@-G-:makasih mbak dah dikasih tahu artinya.selebihnya mungkin mbak G bisa baca ulang deh biar gk salah persepsi
@suryaden:betul sekali. banyak cara yang tunjukkan DIA pada kita akan hukum alam.
@achiles:oke deh, mulai sekarang tak sediain kamus puisi.he..he..
@Gus:he..he..
@sang penyamun:siapkah gerangan wanita itu?bukan seorang pengecut khan?
BalasHapus@bongjun:mauku tak menyibukan diri. tapi aku terpaksa mengambil kesibukan ini. bukanya gk ada kerjaan,melainkan suara sumbang bikin panas telinga.*salam diterima.txs atas kunjunganya ya*
@dnahdiar:wah puisinya tak kalah menarik dan mengena nih. jadi minder deh gw,he..he..
@subagya:benarkah?
@yusa indera:nah itulah yg namanya fenome kali mas.
@abiyasa:tul maksih, mengingatkan saya agar lebih dekat denganNYA
@zener:sepertinya endingnya itu dah dikasih kesimpulan meski ngambang. kesimpulanya:menyimpan luka karena fitnahan orang sampai segitu lama,hingga tertutup pintu maaf itu
@wendra:setuju Wen. Diam bukan berarti pasrah dibuat orang semaunya.
BalasHapus@erik:makasih kak.tapi ketika nilai persahatan itu tak lagi ada, akhirnya berbuah luka lara
@hendrawan: masih jauh lebih dalam dari galian sumur didepan rumah ku kok fren. he..he..
@sang penyamun:suka banget sih keluyuran
@nyante aza lae:untukmu jelas ada maap dong. khan gak pernah menyakitiku..
@baka kelana:makasih,mudah mudahan gak sedih lagi deh. apa yg kusimpan akhirnya terungkap jua,meski masih menyisakan lara
@antoni:iya deh iya,...
@herdin. jika tak ada halangan bulan 9 tahun ini
BalasHapus@cewek seksi:jangan ikut sedih ya?
@its bdh:kisah nyata fren.
@balisugar:hue..he..tak bantuin mbenahi bocornya ya?
@konsultasi:sip.tul sekali.
@didiet:tanda langit marah,he...he..
@nahdi:jgn bingung ya.
@bewegaleri:asyikkk tulisanku isa menginggatkan seseorang pada kawanya
@baka kelana:andainya aku tahu apa salahku hingga dibuat kayak gini, pasti aku tak sesakit ini kawan.
BalasHapus@ziezie:tul mbak. berinteraksi dengan orang banyak emang gini ini.aku mengamini mbak:ada hikmah dibalik ini semua
@david:lagi belajar puitis kok vid.he..he..
@bagus pras:ketika langit memerah, kutengadah dan meminta semoga aku bisa membuangnya jauh jauh.agar tak tersentuh dalam benakku lagi
@hapi:??
@gus:kok malah nyanyi tho kakangku yg satu ini,he..he..
@rezki:aduh,aduh, masa'gak tahu ini apa sih. makanya jgn bobok mlulu,he..he..
@sibaho:he..he..tertebah deh gw, malu aku..
BalasHapus@brigadista:iya iya,mudah mudahan gak ada kucing lewat.
@anna:he..he..waktu nulis kepalaku juga kriyut2 lho
@gus:wedeh..kenapa aku diingatkan ma makan kesukaanku tapi yang gk ada disini
@ipanks:anna kriut2, kalo kang ipank malah kliyeng2. kok isa ya..
@copas:silahkan dipeluk, moga isa terpeluk,he,,..he..
@seno:makasih kang.aku benar2 terhibur. BADAI PASTI BERLALU!
@abang:gadis rantau juga ikutan ngakak.
*ketika langit memerah*...itu tandanya dah mo malam..hehe
BalasHapusBerharap semuanya baik baik saja...:)
pasti baik Yol.apalagi kalo dah di kunjungi Yolla..he..he..
BalasHapusLagit memerah?? Subuhan dulu dah.. tar malah kesiangan,,
BalasHapus@G
BalasHapusSetelah membaca komen2 di postingan ini, saya menemukan komen dari mbak G ini. Komen mbak G ini membuat saya ingin memberikan sedikit tanggapan, bukan bermaksud apa-apa, saya hanya ingin membuat sebuah komparasi dengan apa yang saya baca disini.
Saya kurang sependapat kalo dunia blogging dikatakan penuh intrik, yang membuat intrik itukan segelintir orang saja, termasuk orang yang yang menyebabkan mbak dian ini merasa tertekan perasaanya. Jadi janganlah digeneralisir. Lagi pula kalo dunia blogging ini penuh dengan intrik dan fitnah berarti mbak G juga ada didalamnya dong?
Satu hal lagi, menurut hemat saya posting ini adalah sebuah kenyataan yang terjadi sebenarnya. Setelah saya baca dan baca terus berulang-ulang, dan saya telusuri semua linknya, ternyata asal atau hulu dari posting ini adalah sebuah posting “biarlah aku diam”.
Jadi posting ini bukanlah suatu rekayasa atau hanya menceritakan suatu keadaan atau situasi tertentu saja seperti yang disebut oleh mbak G, cobalah dibaca dan ditelusuri ulang dari hulu sampai hilir, pasti akan ada kesimpulan lain.
Saya yakin kalo sampai seseorang itu mempublish kata hatinya, maka pasti dia sudah tidak kuat lagi menahan tekanan dan gejolak hatinya. Dan inilah yang terjadi terhadap mbak dian ini.
@fitriansyah:iya. silahkan ...
BalasHapus@abang:makasih bang dah membantu merespon tanggapan dari mbak -G-.gadis rantaupun juga sama seperti abang tadinya tuh. mbaca komentar mbak G berulang ulang, sebelum ngasih kesimpulan :silahkan Mbak baca ulang tulisan diatas. saya juga sependapat dengan abang*ini bukan berarti usia ngeblog kita tuh sama lho* hanya segelintir orang saja yg memakai intrik. sekali lagi txs ya bang, karena kalo gadis rantau yg menjelaskan tentu gk sedetil ini.
Waaaaah plong buangget sekarang mbak, huehehehehe.
BalasHapuskalo diibaratkan kalo aku lagi nahan kentut, terus dikeluari deh kentutnya, waaah bener-bener PLONK.... huehehehe
wah, saya lebih baik diam saja, klo saya maksa untuk senyum dan berkata - kata hanya akan membuat diri tambah oon dan manyun aja :D
BalasHapussilent is gold , and gold is duit...halahhhh
aku tak pernah melihat langit memerah,
BalasHapusjalanku selalu tertunduk;tak sempat membusungkan dada meneggak keatas.
*ketika diam, justru terkadang orang dlm proses memahami kita*
Yup !
SAVE PALESTINE.....:D/
Met Pagi dek, dah bangun? semoga sehat dan fresh hari ini yach, met beraktifitas aja ...
BalasHapusCUMA MEREKA YANG MENGERTI DAN PURA-PURA TIDAK MENGERTI POSTINGAN GADIS INI YANG LAYAK DISEBUT PENGECUT....!
BalasHapusBETUL TIDAK.....?????
MEMAN TIDAK SALAH KOK PEPATAH MENGATAKAN :
"FITNAH MEMANG LEBIH KEJAM DARI PEMERKOSAAN"
SANGAT TEPAT SEKALI BILA GADIS MENGATAKAN MEREKA ADALAH :
"MANUSIA KERDIL BERHATI BINATANG"
HAHHAHAHHAAAAAAA......
waduh bacanya harus serius neeh... tar ta comment lagi ya di.. Aq harus mandi dl....
BalasHapuspic-nya persis seperti blog bunda dan keadaan bunda saat ini.... MEMErah.....
BalasHapuswaahh, duduk bersila disini sambil ngintipin kak Dian aacch..!!!
BalasHapusgw bingung mbacanya.. terlalu dalem.. mbaca bolak-balik juga taunya dikit daonk... he..he..
BalasHapusJadi ketika langit memerah seiring ronta jiwa memuncak di ubun2? hi..hi..
sek tak wocone dengan konsentrasi...aq paham gak yo?
BalasHapusmaklum slain agak lemot inet di kepalaku aq juga blom sarapan , lho opo hubungannya? :D
yah....langit memerah, semerah hatiku...
BalasHapusTapi ada yang lebih merah dari langit yang memerah...apa ya...?
kayaknya "mata merah"....kebanyakan/kelamaan nangis!!!!!
ketika langi memerah memang lebih baik diam. Diam bukan berarti pasif. Bukan berarti kalah. Diam adalah menghadapi segala sesuatu dengan tenang walau hati mendidih. Diam dalam tanda petik ya, mbak...
BalasHapusngintip my sista yg lg serius kerja ah ... dah maem blm sis?
BalasHapusPosting kali ini bila dibaca dengan duduk di teras depan, sambil menatap langit, ditemani segelas kopi dan nyedut 123..wooooowwww pasti makna yang tersiraf didalamnya akan nikmat sekali.
BalasHapusOh, ya mbak ada info ttg Edel2Xtemplate sekaligus tutorial yang mungkin bisa anda terapkan pada blog anda.... sukses selalu
ini ada apa yah..
BalasHapus*maklum ga ngerti :))
Errr, saya juga termasuk yang kebingungan membaca artikel ini mba... Coba saya baca sekali lagi deh...
BalasHapuslah...koq ada di telanjangi sampe orgasme segala? musti bolak-balik bacanya, maklum biasa baca komik jadi gak ngerti. tapi aneh koq bikin sedih ya?
BalasHapusmbak bikin artikelnya jangan sedih mulu donk, ceria dikit keq...
BalasHapusbiar dimana ini hatiku seakan-akan tidak selalu tersayat-sayat oleh lentikan jempol yang menari saat engkau mengetik curahan yang kau lihat
walah koq jadi kacau, ceritanya mo bikin puisi, hehe...musti belajar terus disini
Happy Wednesday! Bloghoppin' here... Hey, I have an interesting tutorial for you that I have written myself. It is about adding Adsense on your Single Post in XML template. I hope you'll like it! God Bless you!
BalasHapuskita harus hidup apa adanya kawan
BalasHapusdan ikuti kata hati, sama halnya aku comment ke blogmu ini :)
tante bilang... kalo komen harus berbobot. itu menandakan kita membaca dan memahami isi. aku udah baca sungguh sungguh tapi aku nggak ngerti jadi no comment hari ini. dan nggak usah di tanggapi tulisan ini ya..... naza main dulu keluar....
BalasHapustentang apa nich..? tentang luapan emosi pean ya mbak...(oon_mode=on). mencoba mencerna rangkaian-rangkaian kalimat yg tersusun... (gubrak..!!)
BalasHapusmbak aku ikut nangis baca artikel mu ini, serasa begitu remehnya wanita dihadapan "mereka"....sebenarnya apa sih yg dimaui....menyakiti..? sudah kan.....
BalasHapusmau menghancurkan...terlalu !!!
memang bagus nih artikel mba, dapat inspirasi dari mana nih ?
BalasHapusmakin perih aja, kemaren belum ilang tambah lagi, siapa tuh orangnya biar BIOS nya di flash lagi sama abang...
BalasHapusini dia yg aku suka dari tulisan mbak dian, selalu tajam dan enak dibaca,
BalasHapusgreat post mbak
kak,.. buku absennya ditaruh dimana neeh...!!!
BalasHapuswah 101...kesuakaanku nih...dalmation..
BalasHapus*cuman mau ngajak ngeronda lagi, pak rw malem ini ngamanatin kita lagi buat menjaga dusun*..mau gak...
kita bikin jagung bakar kya kemaren, klo dah mateng bangunin ya.biasa...hehe.
Yup !
Jika mba' Gadis berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu menyenangkan bersamanya lagi. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.Abaikan langit merah itu..
BalasHapusDengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan. Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras.
Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi? biarlah para dia yang telah berbuat binasa menanti kehancurannya.
Jika Mba' Gadis percaya akan diri secara tegas maka dalam diam itu tetaplah menikmati hari hari indah ini tetaplah tersenyum dengannya.. sungguh hari ini milik Mba' Gadis seutuhnya maka bergembiralah diatas penyesalannya..
aslm... Ketika langit memerah itu bertanda ada cahaya, cahaya itu berarti ada kehidupan, ada semangat, ada motifasi, ada kekuatan serta ada cinta.
BalasHapuswah,komentar bawah ini bikin semangat bgt ya,
BalasHapusbener2 berbobot, diksionis bgt, kata2 itu loh...
budhe fakhrun apalagi wah...
langsung ke rumahnya ah...*sapa tau punya anak gadis*...hehe..ada maunya khan
SELAMAT PAGI DUNIA
Yup !
Kunjungan pagi, semoga sehat aja dan segala aktifitas hari ini lancar ..
BalasHapusNgintip pagi ah. Semangaaaaat...!!
BalasHapusLangit masih terus akan memerah mbak, sampai kapanpun. Tapi apakah gaza akan tetap begini, sampai kapanpun juga? :(
BalasHapusboleh tuker link ndak mbak? maap :)
wah saya membaca ini dengan diringi lagu
BalasHapuswe will not go down bulu kuduh merinding kak
sebuah top post
tambah salut aja nih buat kakak
Menjenguk rumah adek ...
BalasHapusnengok matahari yg tenggelem,,,,hehe
BalasHapusDalem bangeeettttt.....
BalasHapusKeep on the track !!!
udah banyak yang komen sekarang giliran saya komen. waduh mau komen aja bilang2.wkwkwkkwkwk
BalasHapuskekejaman yang terjadi di Gaza sudah menggema di seluruh dunia. tapi belum ada tanda-tanda untuk berhenti. Ada secercah harapan di hati anak-anak tak berdosa. semoga ianya segera berakhir. karena pada hakikatnya setiap manusia ingin hidup dalam kedamaian. amin
kwaaak...(jam 2:32)..masih ada yg berkeliaran..hehe..ceritanya sesepuh bloger
BalasHapusgimana pa RT?
loh.....
hehe..maaf spam,(obsesif inklusif on the comentators)
Yup !
kebenaran sedang saling menjejalkan diri ..
BalasHapusdengan bingkai dan warnanya sendiri-sendiri ..
agar warna langit bisa diatur sekehendak sang kebenaran yang jadi pemenang, untuk dirinya .. untuk orang lain .. bahkan untuk Tuhan ..
Met pagi dek, dah bangun? met beraktifitas hari ini yach ..
BalasHapusmorning...
BalasHapusmakin bingung menghadapi diam yang tak kunjung padam... diam loh bukan dian...
kekeke....
Ketika langit memerah...
BalasHapussaat rasa membuncah
menggelegak bagaikan magma
menyeruak menyesakkan dada
berat nih kayanya hehehe :P
BalasHapusaah aku mulai faham pean mbak... pean pingin diam dan tak di usik khan?.... (ngaco gak ya kesimpulan saya... ?)
BalasHapusSabar mbak, biarkan orang mau berbuat apa yang penting kita masih bisa melampiaskannya dengan sebuah tulisan dan dihibur oleh banyak pembaca.
BalasHapusngomong2 soal amrah gemana cara untuk mengendalikan amarah supaya baik jalannya yah mbak hiks sedang bermasalah dg yg namanya amarah:(
BalasHapusKetika langit memerah ....
BalasHapusPostingan canggih !
Ketika langit memerah....Kristy pun hilang 4 hari dalam rimba blogging sementara para pembaca setia menunggu goresan penanya yang indah
BalasHapuspakabar dis? semoga dikau baik2 aja ya, sori ya dis, saya baru bisa ol lagi,
BalasHapusDIAN dan DIAM sama berawal huruf D, hanya beda2 tipis cara ngucapinnya, tapi DIAN ternyata selalu nempel di sosok pribadi orang2 terkenal.
BalasHapusMet pagi dek, lg ngapain? Semoga baik-baik aja yach
BalasHapushmm... sebenernya oping ga gt ngerti detail permasalahannya. tp parah juga ya maenannya. mulut bisa melukai dan pikiran bisa membunuh. tapi toh waktu pasti bisa menjawab ttg apa yang benar dan apa yg salah. semangat dian!!!
BalasHapusMet Siang adek... met beraktifitas ya.
BalasHapusmampir bersender nih mbaku...pic nya dpt dari mna...?...perasaan pernah sering liat ...hehehh..
BalasHapusWe cannot win
BalasHapusThe war against terrorism
With bombs.
We must face
Such horror and hatred
With words.
We should not even view
The war against terrorism
As a battle.
It cannot be conquered.
We cannot be triumphant.
The war against terrorism
Is a real-life issue
That must be solved
update mbaaak....
BalasHapusoiyaa masa sii gag ada penerbit yg mo bukuin tulisan2 mbak...
sayang loh...
comentnya aja dah beratus2 gini...
apa namanya klo gag bagus....
*numpang maghriban disini ah*
BalasHapushehe.....jd kebiasaan nih, jalanan maceeet...
Halah....lagi2 langit kian memerah, semerah pipiku(*Plak)...:D/
apa yang sedang terjadi mba....
BalasHapuswedeww...apik banget neh crita...salam knal yah
BalasHapuswaduh, ada fitnah2 segala...:(
BalasHapusbtw, pakabar jeng...?
Mampir tengah malem dek, menjenguk...
BalasHapusPagi dek, gimana hari ini? semoga fresh yach ... ehm
BalasHapuswah, abang ini bener2 abang nya mba gadis ya, dari kemarin aku liat selalu menyapa,
BalasHapusHmm......sayang aku anak pertama, gk punya abang dech yg bisa menyapa dan menawari crakers dipagi hari...hee..
SELAMAT PAGI DUNIA
Yup !
wah simbak lagi mood nulis neh. :D
BalasHapusbener-bener khas gadis rantau... mampir juga mba sebelum menghilang ditelan siang *hayaaaaah*
BalasHapusMampir minggu siang, met beraktifitas ya...
BalasHapusada apa dengan dirimu? :) klo ketika langit membiru, kapan mbak ? hehe....
BalasHapuslagi banyak kerja ya? semuanya baik2 dis,..
BalasHapuswah, warnanya cerah sekali sekarang :D
BalasHapusmakin ringan loadnya neh ;)
sipppp :D
rame nyiapin imlek pasti ya...
BalasHapussemoga kini langitnya telah membiru lagi :)
BalasHapusMemang langit terkadang merah, terkadang putih, terkadang biru, terkadang hitam.
BalasHapusSemoga hari merahmu segera berlalu dan berganti menjadi hari yang cerah.
Menjenguk adek, met beraktifitas ya
BalasHapusmet pagi dek ..
BalasHapusdiam adalah emas..
BalasHapushallah..ngga ngerti nih maksudnya ..hiks..
kamana nih saya tungguain, katanya lagi baca kok kabur heheeee
BalasHapus..habis gelap terbitlah terang..
BalasHapuspercayalah ..
ngintip mbak Dian di pagi hari kala langit memerah.. Perasaan merah melulu deh... ditunggu "blue sky"-nya when peace has been in your heart sis....
BalasHapusah enaknya jika aku di telanjangi cewek sampai orgasme....
BalasHapuspostingmu ini sebenernya tema-nya sedih atau seneng ya dian
:D
met pagi juga abang..*loh*
BalasHapusMET IMLEK BAGI YANG MERAYAKANNYA, lah...(n'ditunggu angpaunya)..kyaaa
Yup !
Mana posting barunya mbak???
BalasHapusmet pagi juga abang..*loh*
BalasHapusMET IMLEK BAGI YANG MERAYAKANNYA, lah...(n'ditunggu angpaunya)..kyaaa
Yup !
gadis d bogor mah langit mendung tnda mau ujan,emng ujan wae,huehehehe kumaha kabarna? lu sehat2 aja pan,gw smpetin mapir smbil bebenah nengok best fiend doloo
BalasHapushmmmm... sedikit menebak2, Ombung bs menarik kesimpulan yg tersirat dari tulisan mba dian. but Ombung hanya mau kasih komen
BalasHapusjangan jadikan masa lalu sebagai penghalang hari ini,esok, dan seterusnya. jadikan masa lalu hanya sebagai cermin klasik yg boleh saja dipecahkan,jangan terlalu mengagung-agungkan masa lalu, sebab qt tak berada di sana sekarang.lakukan hal terbaik untuk hari ini dan masa datang, sebab saat inilah waktu yg tepat untuk bangkit berdiri dan berlari.
Ayo semangat!
wah tambah seru aja nih dian...saya menyimak aja ya..
BalasHapuswah sepertinya tambah seru ya..saya ngga bisa komentar apa-apa lagi dian..
BalasHapusregard
mama hilda
wah mantap banget nih blog.. udah PR4..
BalasHapusKetika langit memerah
BalasHapushendak kemanakah kaki membawa arah
tak jelas,apakah ke kiri atau kekanan
ketika langit memerah
apakah sang awan juga marah?
Apa kabar adek? semoga sehat ya
BalasHapuscuman mau teriak " yang ke seratus enam puluh tigaxxx " gile hebat bener
BalasHapuswedew, ternyata punya selingkuhan baru...wkwkwkwk
BalasHapuspantesannnnn...hehehehe
dis, langit di hongkong masih memerah ya? hehehe masih sibuk?
BalasHapusKetika langit memerah...sambil lewat aku kembali singgah
BalasHapusPanjang bener tulisannya...salam kenal dulu dech.......
BalasHapuscuma bisa bilang keren banget neh postinganya
BalasHapuswah, mba dian kemana ya...
BalasHapus*jadi ada yang kurang sekarang*
biasanya pagi2 dah disapa aQ...hehe
semoga tidak kenapa-napa,coz kata penjaga depan rumah kemaren ada yang demo depan rumah mba dian,..*hehe*
Yup !
Salam kenal ya mbak...
BalasHapusItulah yg namanya kisas kali ya mbak fitri...!
BalasHapusSemoga setiap org bisa ngambil hikmahnya!
upS,,.. mau komen nyekrol kebawahnya panjang sekali neh.. Gadis ahli sekali dalam meriview.. salam sukses selalu buat rang rantaw :)
BalasHapusTulisan lahir dari kekuatan pikiran....dan luasnya pengetahuan. Luar biasa, terus berkarya
BalasHapusMet sore adek, baru bisa menjenguk di sore hari ...
BalasHapusMenjenguk adek... Kompie kk abis rusak, baru bagus lagi skrg. Gimana kabarnya? Masih sibukkah karena sin cia?
BalasHapuswah..berat ni tulisannya.harus dibaca baik2,hehehe
BalasHapusMet pagi dek, dah bangun? met beraktifitas hari ini, sehat selalu ..
BalasHapusmet weekend semua....
BalasHapussemoga SEHAT YA..
Yup !
met weekend semua....
BalasHapussemoga SEHAT YA..
Yup !
pokoknya yang namanya perang gak ada untung buat masyarakat sipil, apapun tujuannya..perang harus ditiadakan dari bumi kita tercinta
BalasHapuswah mbak dian jangan ikutan mundur ya...seperti mas zalukhu
BalasHapusaduh .... tulisannya semakin berat, bisa dikategorikan sastra tingkat tinggi ... he..he..he...
BalasHapusBTW maaf nggak sempat ketemu beberapa hari yang lalu saya sempat singgah di Hong Kong, tetapi cuma sebentar... mudah mudahan lain waktu bisa bertemu yah ....
Salamdari Belgia .........
rangkuman yang dalam nih
BalasHapuscoba meresapi saja, ada apa sebenarnya didalamnya
waahhhh. . .,haruss penuh penghayatan nehh. . .
BalasHapussblm baca tarik nafaaass. . .,hembuskaann. . . .
tarik nafaaass. . .,hembuskan. . . .,baru baca decch. . . . . ^^
Mba Dian sakit ya..
BalasHapusko dari kemarenan perasaan saia gk enak mba...
dUh....jakarta hongkong khan jauh...kasih kabar dunk sama fren n' sobib nya..
apa tanggal tua, lg banyak urusan tutup buku..
laporan...apa detlen numpuk...
jangan tinggalkan kami.....(nada memelas)..hehe
STOP WAR....
Yup !
Wah...wah....merah langit makin semburat
BalasHapusasyik juga, nich.
BalasHapusAjari aku tentang dirimu dan puisimu.
Mba Dian......
BalasHapus(tok...tok...tok)...
gedumbrang..#@$(ceritanya nabrak rak piring)...
prank..
Yup !
Gong Xi Fa Cai
BalasHapusbuat temen2 situ ya...
hmmm...
BalasHapuscuma itu yang bisa saya berikan sebagai komentar...
bukan berarti tidak komentar, atau sekedar komentar untuk meninggalkan jejak...
hmmm...